Senin, 21 Maret 2011

Copernicus History



Mikolaj Kopernik (Nicolaus Copernicus)
“Sang Revolusioner Ilmiah”

Paulus Raja Ledjab

Mikolaj Kopernik adalah putra dari keluarga berada dan religius.  Ia lahir di kota Turin tepi sungai Vistula, Polandia pada tangal 4 Februari 1473[1]. Ayahnya bernama Nikolaj Kopernik, seorang pedagang kaya dan berpengaruh di kota Torun. Demikian juga ibunya, Barbara Waczenrode juga berasal dari keluarga kaya.  Ketika baru berusia sepuluh tahun Kopernik beserta ketiga saudaraya, Barbara, Katharina, dan Andrew, sudah hidup sebagai anak yatim piatu. Paman mereka, Lucas Waczenrode bersedia mengasuh mereka. Sang paman ini kemudian menjadi uskup di Emerland.
Kopernik merupakan orang yang haus akan pengetahuan. Ia tertarik pada astronomi.  Dari kampung halamannya, Torun, Kopernik mengawali pendidikan, kemudian dilanjutkan di Chelmo, sebuah tempat yang tidak jauh dari kampung halamannya. Pada usia 18 tahun, Kopernik pindah ke Cracow, ibu kota Polandia saat itu. Di universitas Cracow ini Kopernik mengganti nama menjadi Nicolaus Copernicus karena bahasa pengantar di universitas adalah bahasa Latin. Selesai di Cracow, pamannya meminta agar ia pindah ke Frombork (sebuah kota di laut Baltik) untuk menduduki jabatan staf katedral. Akan tetapi Copernicus menolak permintaan pamannya dan berangkat ke Italia untuk mempelajari hukum gereja, kedokteran, dan matematika di Bologna dan Padua. Di sana ia meraih gelar doktor hukum gereja di universitas Ferara. Selama kuliah Copernicus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pompanazzi. Waktu senggangnya digunakan untuk mempelajari karya para astronom zaman dahulu sambil mendalami bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah-naskah asli dalam tulisan Yunani. Selama di Italia juga ia sudah berkenalan dengan ide-ide filsuf Yunani Aristachus dari Samos (abad 13 SM). Filsuf ini berpendapat bahwa bumi dan planet lain mengitari matahari namun pendapat ini tidak pernah diuraikan atau dijabarkan sehingga bermanfaat bagi dunia ilmiah.
Selesai di Italia, Copernicus kembali ke Polandia dan bekerja sebagai staf katedral di Frauenberg (Polandia:Frombork). Dalam kesibukannya, Copernicus tetap melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet sebagai “kerja sambilan” dan  mencari penjelasan alternatif atas pergerakan planet-planet tersebut . Untuk menopang teorinya, Copernicus merekonstruksi peralatan yang dipakai astronom terdahulu yang memungkinkan dia menghitung jarak relatif antara planet-planet dan matahari. Selama bertahun-tahun Copernicus melakukan pengamatan dan pengumpulan data serta perhitungan matematika yang rumit dan pembuktian-pembuktian cermat. Dengan data dan pengamatan tersebut, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta. Ketika  berusia 40 tahun, ia mengedarkan buah tulisannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas di antara teman-temannya yang mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri[2].
Sebagai doktor hukum gereja, Copernicus paham akan konsekuensi yang diterima apabila menentang ajaran gereja. Oleh karena itu pada tahun 1533, ketika usianya mencapai 60 tahun,  sebelum bukunya dicetak ia terlebih dahulu mengirim naskahnya ke Roma yang memuat prinsip-prinsip pokok teorinya untuk dipelajari. Ia mencantumkan kisah yang dimuat dalam Alkitab, Yosua 10:3 yang menceritakan tentang matahari yang dibuat tidak bergerak. Copenicus tidak sedikitpun mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-ayatnya dipahami dengan benar.
Bukunya yang berjudul “ On the Revolutions of the Hevenly Spheres” (Latin: De Revolutionibus Orbium Coelestium) yang mengungkapkan revolusi benda-benda langit diterbitkan ketika Copernicus  menginjak usia 70 tahun (1543). Dalam buku tersebut Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Bulan dan planet-planet lain berputar mengelilingi matahari[3].
Tahun 1616, Gereja Katolik mengkategorikan hasil karya Copernicus sebagai buku terlarang karena gagasan ini semakin nyata pembuktian ilmiahnya. Namun Copernicus tidak menyerah dan melayangkan surat kepada paus ( Paus Paulus III,1543) yang isinya mengatakan bahwa ada orang-orang yang mendiskreditkan karyanya, “ pada hal mereka tidak tahu matematika, mereka sengaja menyimpangkan makna kebenaran ayat-ayat dari Alkitab untuk tujuan mereka, saya mencemooh mereka sebagai tindakan gegabah”[4]. Namun gereja tetap pada pendiriannya dan menganggap Copernicus sebagai orang sesat yang harus dikucilkan.
Copernicus telah merevolusi konsep tentang angkasa luar. Melalui perhitungan matematik dan hipotesa-hipotesa secara terperinci ia berhasil menjadikan teorinya berguna bagi sains. Copernicus merupakan pendahulu dan melalui penemuannyalah memungkinkan Newton merumuskan hukum-hukum gerak dan gaya yang dapat kita pelajari saat ini. Beberapa jam menjelang kematiannya, 24 Mei 1543, Copernicus baru mendapat buku cetakan pertamanya yang dikirim oleh penerbit. Copernicus yang oleh gereja telah dianggap sesat meninggal pada usia 70 tahun dan dikuburkan tanpa identitas di lantai katedral.


[1] Distinguished Figures in  Mechanism and Machine Science, Marco Ceccarelli,  part 1 , volume 1, 2007,  page 117.
[2] Nicolaus Copernicus, Earth-Shaking Scientist, McDougal Littell Inc, Section 1, chapter 6, page 41.
[3] Nicolaus Copernicus  and His Heliocentric Theory, Samir Kumar Ghosh, Department of Physics, vol.9 No.1, page 26
Visva Bharati University, Santiniketan.
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Copernicus